Jurnalkitaplus - Pada tanggal 19 Oktober 2025, sekelompok pelaku melakukan aksi pencurian yang sangat berani di Louvre Museum, Paris. Bak aksi dalam film Holywood, mereka menyamar sebagai pekerja konstruksi dan menggunakan alat berat untuk merusak bagian atas galeri Apollo yang menyimpan koleksi mahkota dan perhiasan kerajaan Prancis. Dalam waktu kurang dari sepuluh menit, mereka menggasak sembilan item berharga, termasuk kalung, tiara, dan anting dari koleksi Ratu Marie-Amélie dan Ratu Hortense, dengan total nilai mencapai sekitar $102 juta atau 88 juta euro. Salah satu barang yang diambil, yaitu mahkota Empress Eugenie, ditemukan di luar museum dalam keadaan rusak saat pelarian.
Aksi ini dianggap sebagai salah satu pencurian terbesar dan tercepat dalam sejarah Louvre, mengingat pelaku berhasil melarikan diri dengan kendaraan motor dan meninggalkan jejak yang membuat aparat kepolisian dan INTERPOL langsung merilis peringatan dan memasukkan barang curian ke dalam database internasional.
Insiden di Louvre ini bukanlah yang pertama. Sejak tahun 2020-an, banyak museum di Prancis mengalami pencurian barang seni dan koleksi berharga. Pada September 2025, Museum Adrien Dubouche juga menjadi sasaran, dan tahun sebelumnya, beberapa museum lain seperti Cognacq-Jay dan Hiéron telah mengalami pencurian koleksi seni klasik.
Para pengamat dan pejabat setempat memperingatkan bahwa tingkat keamanan museum di Prancis mulai menurun karena pengurangan staf dan dana, meskipun jumlah pengunjung terus meningkat. Kamis lalu, Direktur Louvre menyampaikan keprihatinannya mengenai kondisi keamanan dan perlunya renovasi besar-besaran di museum yang sekarang semakin rentan terhadap serangan.
Kejadian menghebohkan ini menjadi pukulan telak akan keamanan museum di Prancis, terutama di pusat kebudayaan bersejarah yang menyimpan koleksi langka dan berharga dunia. Interpol dan aparat kepolisian internasional kini terus bekerjasama untuk menelusuri jejak pelaku dan barang curian, sembari memperingatkan masyarakat tentang bahaya pencurian artifak dan pentingnya pengawasan ketat di seluruh dunia. (FG12)
Sumbe Aljazeera.com

